Minggu, 11 Desember 2011

Hakikat Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang bisa berkembang dan berproduksi. Proses produksi manusia tidak hanya secara kuantitatif tapi juga harus secara kualitatif. Agar perkembangan manusia menjadi manusia itu manusiawi di butuhkan upaya humanisasi. Ada pendapat mengatakan bahwa salah satu upaya untuk memanusiakan manusia adalah melalui proses pendidikan.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, jadi dalam kehidupannya dia selalu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Upaya humanisasi manusia melalui proses pendidikan melibatkan banyak manusia lainnya. Di rumah yang berperan besar adalah orang tua. Di sekolah yang berperan besar adalah para guru, sedangkan di lingkungan masyarakat yang berperan dalam pendidikan adalah teman pergaulannya. Selain itu faktor individu juga berperan juga menentukan hasil dari upaya tersebut.
Perumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat kita merumuskan tentang:
1.      Pengertian hakikat pendidikan
2.      Pengertian pendidikan
3.      Apa itu  filosofi pendidikan nasional dan
4.      Bagaimana pula tujuan dari pendidikan!
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana yang dimaksud dengan Hakikat Pendidikan?
  2. dan Bagaimana pula yang dimaksud dengan Pendidikan, Mendidik, dan di Didik?
  3. Apakah Tujuan dari Pendidikan!

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita semua dapat mengetahui Hakikat Pendidikan didalam dunia pendidikan dan bagaimana perkembangannya di dalam dunia pendidikan.

1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini dibuat berdasarkan Metode dan bahan yang telah diberikan oleh dosen, kemudian dipahami dan disusun dan mengambil kesimpulannya.

 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKEKAT PENDIDIKAN
Ketika kita mencari suatu hakekat maka kita akan mulai menyelami sebuah ontologi dalam filsafat. Dalam membicarakan pendidikan maka kita akan mengenal filsafat pendidikan yang dalam pembicaraan tentang filsafat pendidikan tidak dapat dilepaskan dari gagasan kita tentang manusia . Mencari hakekat pendidikan adalah menelusuri manusia itu sendiri sebagai bagaian pendidikan.
Melihat pendidikan dan prosesnya kepada manusia, sebetulnya pendidikan itu sendiri adalah sebagai suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Istilah kemanusiaan secara leksikal bermakna sifat-sifat manusia, berperilaku selayaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan secara leksikal bermakna proses menjadikan manusia agar memeliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya. Artinya dia menjadi riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia . Tugas pokok dan fungsi tersebut adalah sebagai mandataris Tuhan (khalifatullah fi al-Ardhi).
Sedangkan menurut Freire hakekat pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan tekhnik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana tekhnologi lainnya yang ditawarkan seseuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik mereka . Hal senada juga di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan, YB. Mangunwijaya yang beranggapan pendidikan haruslah berbasis realitas sosial.
Kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berarti menarik keluar dari, dan ini boleh diartikan usaha pemuliaan. Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia . Dalam pengertian sederhana secara leksikal education (pendidikan) adalah suatu proses pembebasan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan.

2.2 PENDIDIKAN
            Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
A. Konsepsi Pendidikan
Ada beberapa konsep dasar tentang pendidikan, yaitu:
ü      Pendidikan berlangsung seumur hidup (lifelong education).
ü      Keluarga, masyarakat dan pemerintah bertanggungjawab atas pendidikan.
ü      Pendidikan merupakan keharusan.
Pendidikan pada hakekatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu pendidikan erat kaitannya dengan pengajaran dan pelatihan.
ü      Pendidikan   = kegiatan mengolah hati anak didik.
ü      Pengajaran   = kegiatan mengolah otak anak didik.
ü      Pelatihan      = kegiatan mengolah lidah dan tangan anak didik.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai usaha mentransformasikan nilai-nilai. Nilai-nilai yang akan ditransformasikan itu mencakup nilai-nilai religi, budaya, pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Manusia perlu mendapatkan pendidikan karena:
ü      Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan tidak berdaya.
ü      Manusia lahir tidak langsung dewasa.
ü      Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk sosial.
ü      Manusia pada hakekatnya dapat dididik.
Oleh karena itu hanya manusia saja yang dapat memperoleh pendidikan.

  B. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan.
Mendidik adalah membantu anak dengan sengaja (dengan jalan membimbing, membantu dan memberi pertolongan) agar ia menjadi manusia dewasa, susila, bertanggungjawab dan mandiri. Dewasa yang dimaksud adalah:
ü      dewasa pedagogis (menyadari dan mengenali diri sendiri atas tanggung jawab sendiri)
ü      dewasa biologis (mampu mengadakan keturunan)
ü      dewasa psikologis (fungsi kejiwaan telah matang)
ü      dewasa sosiologis (telah memenuhi syarat untuk hidup bersama yang telah ditentukan masyarakat)
Mendidik sering dimaknai sama dengan mengajar. Sebenarnya, makna mendidik lebih luas maknanya dibandingkan dengan mengajar. Mendidik dapat dilakukan dengan cara mengajar. Tetapi mengajar di dalam kelas, sebagai misal, tidak selalu sebagai proses untuk mendidik. Memang, mendidik dan mengajar sering dimaknai secara tumpang tindih. Seorang guru mengajar di dalam kelas dengan maksud untuk mendidik peserta didik.
Lebih dari itu, tingkah laku guru akan menjadi faktor yang penting dalam proses pendidikan, karena tingkah laku guru akan menjadi suri teladan bagi murid-muridnya. Pepatah petitih masa lalu "guru kencing berdiri, murid kencing barlari" sangat tepat untuk menggambarkan tentang proses pendidikan dengan suri keteladanan ini. Bahkan kini pepatah petitih itu dipelesetkan menjadi "guru kencing berdiri, murid mengencingi gurunya".
Ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Tujuan itu ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh seseorang. Sedangkan nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif, maka dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif.
Ilmu pendidikan juga memerlukan pemikiran teoritis, yaitu pemikiran yang disusun secara teratur dan sistematis. Suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang disebut sub-sistem. Sebagai suatu sub-sistem pendidikan dapat digambarkan sebagai berikut:

C. Unsur-Unsur Pendidikan
Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:
1.      Subjek yang dibimbing (peserta didik).
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.

2.      Orang yang membimbing (pendidik)
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan masyarakat.
3.            Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

2.3 FILOSOFI PENDIDIKAN NASIONAL
            Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

2.4 TUJUAN PENDIDIKAN
Secara bahasa tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud . Suatu contoh adalah ketika orangtua menyekolahkan anaknya agar menjadi cerdas dan berakhlaq, maka tujuan dia mendidik anaknya ke sekolah adalah untuk hal tersebut. Dalam skala yang lebih besar pendidikan diatur oleh pemerintah baik sistem maupun managemennya. Di indonesia berdasarkan undang-undang nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan mannusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan .
Contoh lain tujuan pendidikan yang dipegang oleh negara adalah konsep tujuan pendidikan di Amerika yang di keluarkan pada tahun 1989 juga. Mereka menggunakan, konsep "clear, concise, target" untuk menyusun tujuan pendidikan mereka. Dalam konsep ini adalah bahwa tujuan pendidikan itu harus jelas, ada kontroling dalam pelaksanaannya serta hasil yang akan dicapai dalam waktu tertentu. Ide tentang hal ini sebelumnya sudah dikritik sekali oleh Ivan Illich, dengan ide “de-sekolah-isasi masyarakat” , karena pendidikan di Amerika telah mengharuskan sekolah menjadi satu-satunya tempat belajar dan hanya kebanyakan melahirkan output akademik dengan biaya yang sangat mahal. Dalam bertahan hidup seseorang harus belajar dimanapun dan kapanpun dan tidak harus dalam kerangkeng bangku sekolah. Karena itulah Illich mengusulkan untuk bebas dari sekolah formal.
Pendidikan dimanapun dan kapanpun pada esensinya adalah sama.Hal ini di ungkapakan oleh Robert Maynard Hutchins yaitu bahwa :
Satu tujuan pendidikan adalah mengeluarkan unsur-unsur kemanusiaan yang sama dalam diri kita. Unsur unsur itu pada dasranya tidak berbeda meski tempat dan waktunya berlain-lainan. Jadi, anggapan bahwa manusia harus dididik untuk hidup di tempat atau di zaman tertentu, menyesuaikan manusia dengan lingkungan tertentu, adalah gagasan asing dan tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan sejati.
Pendidikan mengisyaratkan pengajaran. Pengajaran mengisyaratkan pengetahuan. pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran, dimanapun, kapanpun, sama saja .
Pendidikan dapat dikatakan berhasil jika sudah mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan ditempuh dengan tindakan-tindakan yang jelas pula. Kalau boleh bicara jujur, sebenarnya pendidikan di Indonesia ini masih dapat dikatakan belum berhasil. Terbukti dengan semakin tingginya angka pengangguran di setiap tahunnya . Pada Tahun 2005 BPS mennjukkan bahwa pengangguran lulusan Perguruan Tinggi adalah 385.418, yaitu posisi kedua setelah lulusan SMA . Pada survey bulan Agustus 2007 menunjukkan kenaikan menjadi 963.779 .
Bila kita kembali kepada hakekat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga bertujuan untuk membantu manusia menemukan hakekat kemanusiaannya. Proses humanisasi ini adalah–meminjam istilah Freire- pembebasan. Pembebasan manusia dari belenggu stuktur sosila, hegemoni kekasaan, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya.
 

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan hakikatnya tidaklah berbuntu pada tembok sekolah saja. Lebih luas lagi kehidupan adalah pendidikan itu sendiri. Kehidupan adalah suatu perguruan yang mahaluas. Segala sesutu yang kita temua adalah sang guru. Namun dalam kehidupannya manusia membuat rule agar pendidikan itu berjalan sistematis dan memenuhi harapan daripada tujuan pendidikan itu.

3.2 Saran
Dengan demikian diharapkan dari tulisan ini dapat mengisi keterpurukan pendidikan untuk kembali menggali dan menanamkan dasar-dasar pendidikan/ landasan dalam mendidik anak untuk bangkit dan kembali memperbaiki agar lebih baik agar citra bangsa ini membaik, tidak menjadi bangsa yang kasar, brutal, korup, biadab, menghalalkan segala cara, menginjak-injak hati nurani, menari-nari dan meraih sokses diatas penderitaan orang lain. Kembalil ke jalan yang lurus dan diridhai Allah SWT. Amin…


 
DAFTAR PUSTAKA


Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya/M. Sukarjo, Ukim Komarudin. –
d. –1, –1.–Jakarta Pers, 2009.

Pidarta Made, Landasan Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1997 Hasbullah,
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006

Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press
pendidikan/

http://robiah.blogmalhikdua.com/2008/12/21/pengertian-dan-unsur-pendidikan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar